Melakukan Manajemen Identitas dalam Dunia Maya

Kelompok:

  1. Islamidiena D P (12517998)
  2. Rizky Febriana (15517342)
  3. Sarah Tasya (15517524)
  4. Siti Luthfiyah (15517724)

Melakukan Identitas dalam Dunia Maya

 Teknologi sekarang ini sudah semakin canggih, terbukti dari penemuan-penemuan yang sudah bisa digunakan, salah satu penemuan teknologi yang hingga saat ini kita rasakan, bahkan digunakan adalah teknologi komunikasi.

Teknologi komunikasi memungkinkan manusia saling terhubung satu sama lain dengan jarak yang berbeda-beda tegantung ketersediaan jaringan itu sendiri, teknologi komunikasi di era digital sekarang ini memungkinkan manusia berinteraksi tanpa harus bertatap muka, menyapa tanpa berkata langsung, dan melihat tanpa harus datang ke tempat kejadian. Kecanggihan teknologi komunikasi mengakibatkan pergeseran elemen-elemen yang ada dalam masyarakat penggunanya, elemen tersebut bisa berupa berbagi hal, dari ranah sosial hingga budaya. Pergeseran budaya dari konvensional menjadi digital, budaya digital inilah yang populer dengan nama cyberculture.

Cyberculture merupakan olahan kreasi dari manusia itu sendiri, mereka membuat berbagai macam tanda sebagai eksistensi dirinya dalam ruang lingkup cyber, baik individu maupun golongan. tanda-tanda yang ada selama inilah yang dikenal sebagai virtual identity. Virtual identity dalam beberapa pembahasan memiliki beberapa fungsi dan manfaat, dalam pandangan lain virtual identity dianggap membawa sebuah masalah baru yang hadir.

Virtual identity merupakan identitas virtual dari individu maupun kelompok di dalam dunia maya. penyalahgunaan visual identity terjadi karena ketidaksadaran manusia sebagai mahkluk realitas dalam dunia non-realitas yang membuatnya masuk kedalam dunia metafisik, sehingga penyalahgunaan virtual identity sering terjadi. salah satu jenis penyalahgunaan yang terjadi dalam virtual identity adalah terciptanya kepribadian ganda dalam ruang lingkup virtual, dimana batasan-batasan identitas telah lenyap dan mengakibatkan hilangnya identitas itu sendiri.

Anonimitas dalam sosial media menjadi interaksi yang cenderung negatif. Semua orang bisa bersembunyi dibalik nama, foto dan biografi hebat seseorang. Namun ujung-ujungnya, banyak yang tertipu akan satu akun. Dalam hal ini, akun anonim dibuat untuk aktifitas yang tidak baik. Tetapi banyak pula akun anonim yang berdasar niat baik berbagi.

Identitas menjadi penting bagi beberapa platform sosial media. Kita bisa lihat, di Twitter banyak akun artis, politisi, atau public figure yang terverfikasi dengan centang biru. Kabarnya, kita butuh nomor telpon yang paten, dan beberapa puluh (ratus) mention agar akun kita menjadi verified. Begitupun juga dengan Facebook yang menyematkan badge biru serupa Twitter. Instagram, Pinterest, Google+ pun kini menerapkan sistem verifikasi akun.

Begitu pentingnya verifikasi ini menjadi nilai otentik informasi yang ada di dunia sosmed. Seperti yang kita tahu, sosmed adalah dunia komunikasi partisipatif abad 21. Semua orang di sosmed berada dalam taraf sama dalam hal sharing and connecting. Asal memiliki akun sosmed, semua bisa ikut berpartisipasi. Dan hal ini menjadi bagian tak terlepas dari prinsip komunikasi manusia.

PEMBAHASAN

Identitas sendiri menurut Stella Ting Toomey merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi. Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne melihat identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap. Berikut identitas pengertian dari beberapa jenis identitas diri:

  1. Identitas seksual

Identitas seksual mengacu pada identifikasi seseorang dengan berbagai kategori seksualitas. Bisa berupa heteroseksual, gay, lesbian dan biseksual. Identitas seksual yang kita miliki akan mempengaruhi apa yang kita konsumsi. Program televisi apa yang akan kita lihat atau majalah apa yang akan kita baca. Identitas seksual juga dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang.

  1. Identitas gender

Identitas gender merupakan pandangan mengenai maskulinitas dan feminitas dan apa arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan. Arti menjadi seorang perempuan atau laki-laki sangat dipengaruhi oleh pandangan budaya. Misalnya saja kegiatan yang dianggap lebih maskulin atau lebih feminim. Ungkapan gender tidak hanya mengkomunikasikan siapa kita, tetapi juga mengkonstruksi rasa yang kita inginkan. Identitas gender juga ditunjukkan oleh gaya komunikasi. Gaya komunikasi perempuan sering digambarkan sebagai suportif, egaliter, personal dan disclosive, sedangkan gaya komunikasi laki-laki digambarkan sebagai kompetitif dan tegas.

  1. Identitas pribadi

Identitas pribadi merupakan karakteristik unik yang membedakannya dengan orang lain. Setiap orang mempunyai identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama dengan identitas orang lain. Pengaruh budaya juga turut mempengaruhi identitas pribadi seseorang. Orang yang berasal dari budaya individualistis seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat berusaha untuk menunjukkan perbedaan dirinya dengan orang lain. Sementara itu, orang yang berasal dari budaya kolektif cenderung menonjolkan keanggotaan mereka kepada orang lain. Identitas pribadi juga bisa diartikan sebagai aturan moral pribadi atau prinsip moral yang digunakan seseorang sebagai kerangka normatif dan panduan dalam bertindak.

  1. Identitas agama

Identitas agama merupakan dimensi yang penting dalam identitas seseorang. Identitas tersebut merupakan pemberian secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan individu. Hanya pada era moderm, identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas yang diperoleh saat lahir. Identitas agama ditandai dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pemeluk agama tersebut. Identitas agama juga ditandai dengan busana yang dipakai.

  1. Identitas nasional

Identitas nasional merujuk pada kebangsaan seseorang. Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan. Akan tetapi, identitas nasional dapat juga diperoleh melalui imigrasi dan naturalisasi. Identitas nasional biasanya menjadi sering diucapkan saat seseorang berada di negara lain. Orang yang identitas nasionalnya berbeda dari tempat ia dilahirkan pada akhirnya akan mulai mengadopsi aspek identitas nasional yang baru. Namun, hal ini tergantung pada keterikatan pada negara yang baru tersebut. Sementara itu, orang yang secara permanen tinggal di negara lain mungkin akan mempertahankan identitas negara tempat ia lahir.

 Pencurian Identitas Digital dan Cara Menghadapinya

Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi peningkatan dalam kasus pencurian identitas atau pencurian identitas digital. Kejahatan ini melibatkan penyamaran seseorang dan mengasumsikan identitasnya untuk kenalan mereka. Motivasinya biasanya ekonomi (mengakses rincian bank Anda), atau bisa juga sosial (menyamar sebagai seseorang untuk mencemarkan nama baik atau untuk membalas dendam).

Modus operandi yang paling umum adalah melalui email palsu dan teknik phishing. Jika penjahat mempublikasikan data pribadi korban di internet, hal pertama adalah pergi ke situs web untuk meminta penarikannya. Jika identitas Anda telah digunakan untuk melakukan kejahatan, Anda harus melaporkannya kepada Polisi. Bergantung pada konsekuensinya, tindakan hukum dan / atau hukum dapat diambil, akan lebih mudah untuk menempatkan diri Anda di tangan pengacara yang ahli dalam kejahatan teknologi.

Cara untuk melindungi identitas digital Anda

1)   Tinjau izin dan kebijakan privasi yang telah anda konfigurasikan dalam layanan internet tempat anda berlangganan. Saat ini semua memungkinkan anda untuk mengontrol apa yang ingin anda terbitkan tentang anda. Pantau nama anda secara teratur di Google untuk mengetahui apa yang diketahui tentang anda. Buat profil secara bertanggung jawab: analisis layanan online secara terperinci, bagaimana melindungi data pribadi pengguna

2)    Cobalah mendefinisikan citra pribadi dan professional

3)    Izinkan akses hanya kepada orang yang anda anggap dapat dipercaya untuk mengontrol anda jangkauan publikasi

4)    Keluar dari profil anda di akhir, untuk mencegah akses tidak sah

5)    Berhati-hatilah saat menerbitkan informasi atau pendapat tentang pihak ketiga

6)  Ikuti langkah-langkah keamanan cyber dasar seperti: membuat kata sandi aman dan melindunginya dengan benar, hindari menggunakan data pribadi di jaringan Wi-Fi publik atau menggunakan email secara bertanggung jawab

Daftar Pustaka:

Chandra, Oktian. 2016. Indentitas Diri Antara Dunia Maya dan Realita-Virtual Identity. https://www.kompasiana.com/oktianchandra/573aad07b17a612907d6f96d/identitas-diri-antara-dunia-maya-dan-realita-virtual-identity?page=all  diakses pukul 16.37 pada tanggal 29 April 2019

Choirie, Buztanul. 2016. Dampak Negatif Virtual Identity/Identitas Dunia Maya. https://www.kompasiana.com/buztac/573aba1e2c7a617907754d78/dampak-negatif-virtual-identity-identitas-dunia-maya  diakses pukul 16.23 pada tanggal 29 April 2019

Lumakto. Giri. 2016. Memahami Identitas Diri di Sosial Media. https://www.kompasiana.com/girilu/583d6d992cb0bd96066c544d/memahami-identitas-diri-di-sosial-media  diakses pukul 21.42 pada tanggal 28 April 2019

Syneidis. 2018. Discover your digital identity and the best way to protect it. https://www.syneidis.com/protect-digital-identity/  diakses pukul 17.05 pada tanggal 29 April 2019

 

Leave a comment